Sebuah Puisi: Segelas Teh Pagi
Sebuah Puisi
SEGELAS TEH PAGI HARI
wangi teh menyerbak
dalam sela-sela hidungku
aromanya bergoyang
menyapa pelan
serasa berada
di riak rindu
tegukan pertama
serasa cinta
yang merona
hingga benar-benar sungguh
aku hanyut di dalamnya
tegukan kedua
memeluk rindu
sembilu
hingga sekelebat kenangan
sekilas nampak berenang
panas, kutiup
udaranya
menggebu
panas, kuhirup
merasuk
pada dinding-dinding hati
Sumenep, 25 Desember 2016