Sebuah Puisi: Kesaksian Burung Camar
Sebuah Puisi
KESAKSIAN BURUNG CAMAR
Terpaksa aku mengusir matahari yang baru terbit
Dari lubuk hatiku. Dijadikannya malam yang mengelabu
Syarat akan syair-syair laguYang kunyayikan saat itu
Burung camar menjadi saksi. Krikil, batu pualam,
Pepohonan dan daun-daun melekat erat berseri-seri
Terpaksa aku mengusir cemara-cemara
Yang rindang dilubuk hatimu
Hingga ia membuatku pilu
Ranting-ranting di pohonpun mulai rapuh
Laksana aku yang mengadu
Layaknya aku yang berteduh
Dalam gelap malam hingga subuh
Sumenep, 28 November 2016.