Ampas Tahu
AMPAS TAHU
Siapa yang luka hari ini
Apa hanya aku sendiri
Luka yang lahir dari rahim rindu
Luka yang lahir dari kambing waktu
Siapa yang luka hari ini
Apa hanya aku sendiri
Sajak yang lahir dari rahim puisi
Adalah sajak yang mengarungi hati
Dengan dayung yang di kepal ditangannya
Ia coba meraba-raba
Di mana tempat tenggelamnya
Luka yang lara
Dengan arus yang deras menerpa
Ia coba mencari-cari
Dimana tempat tenggelamnya rindu
Dimana tempat beranaknya benci
Matahari adalah sayu wajahmu
Engkau yang berlayar di lautan biru
Menyelami laut yang dalam
Menyapa ikan yang lucu-lucu
Kita adalah sebuah rona dari senja
Hinggap terkubur waktu dan lalu menjadi
Sebuah ampas tahu, kita adalah
Kedelai yang susu bukan kecap.
Engkau tak pernah temukan itu
Kecuali denganku
Matahari adalah sayu wajahmu
Cerita bermelodi minor
Maka mayor adalah kenangan
Hingga kunci-kunci disetiap nada
Selalu kudendang dan terngiang
Melati. Karena engkau adalah pujangga baru
Dalam palung sukmaku
Sukma adalah sawah yang mengantarkanku
Pagi dan petang menuju cintaku
Kita adalah rona senja
Yang tersenyum
Ketika masa lalu
Mendekap lalu berlalu
Sumenep, 30 Januari 2017